Angsana (Pterocarpus indicus Willd.)
termasuk famili Papilionaceae, berasal dari
Malaysia, tetapi sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan sudah beradaptasi
dengan iklim Indonesia (Joker, 2002). Tanaman Angsana banyak ditanam di
pinggir-pinggir jalan sebagai tanaman peneduh (Suryowinoto, 1997).
Taksonomi
o
Divisi : Spermatophyta
o
Sub Divisi : Angiospermae
o
Kelas : Dicotyledoneae
o
Sub Kelas :
Dialypetalae
o
Bangsa : Rosales
o
Famili : Papilionaceae
o
Genus : Pterocarpus
o
Spesies : Pterocarpus
indicus Willd.
o
Sinonim : Pterocarpus
wallichii Wight & Am; Pterocarpus zollinger Miq.; Pterocarpus
papuanus F.v.Mueller; Pterocarpus vidalinus Rolfe.
o
Nama daerah :
Zonnehout (Belanda); Pradoo (Filipina); Angsana (Indonesia); Asan, Athan,
Hasona, Sena, Lansano, Sana (Sumatera); Angsana, Asana, Sana, Sana Kapur, Sono
Kembang (Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara); Sana Kembang (Madura); Sana,
Ai Kenawa, Angsanan, Angsane, Kayu Merah, Matani, Aina (Nusa Tenggara); Naakir,
Acha, Patena, Candana (Sulawesi); Nara, Lala, Lalau, Ligna, Lingguo (Maluku).
Penyebaran dan habitat
Penyebaran alami di Asia Tenggara – Pasifik, mulai Birma Selatan menuju
Asia Tenggara sampai Filipina dan kepulauan Pasifik. Dibudidayakan luas di
daerah tropis. Sebara pohon yang luas ditemukan di hutan primer dan beberapa
hutan sekunder dataran rendah, umumnya di sepanjang sungai pasang surut dan
pantai berbatu. Merupakan jenis pionir yang tumbuh baik di daerah terbuka.
Tumbuh pada berbagai macam tipe tanah, dari yang subur ke tanah berbatau.
Biasanya ditemukan sampai ketinggian 600 mdpl, namun masih bertahan hidup
sampai 1.300 mdpl. Sering menjadi tanaman hias di taman dan sepanjang jalan.
Populasinya berkurang akibat eksploitasi berlebihan, kadangkala penebangan liar
menyebabkan hilangnya habitat. Di Vietnam, populasi jenis ini telah punah
selama 300 tahun. Survei ekstensif di Sri Lanka gagal menemukan jenis ini dan
populasi di India, Indonesia dan Filipina menunjukkan bahwa jenis ini telah
terancam. Eksploitasi atas tegakan di Semenanjung Malaysia, mungkin menyebabkan
punahnya jenis ini disana dan yang diyakini merupakan populasi terbesar yang tersisa
yaitu di New Guinea ternyata telah tereksploitasi dengan parah (Joker, 2002).
Pemanfaatan
Semua
jenis Pterocarpus menghasilkan kayu bernilai tinggi. Kayunya
agak keras, digunakan untuk mebel halus, lantai, lemari dan alat musik.
Merupakan jenis pengikat nitrogen. Direkomendasikan sistem agroforestry, dan
penaung kopi dan tanaman lain (Joker, 2002).
Deskripsi botani
Angsana merupakan pohon meranggas dan jenis tanaman pohon tinggi, tingginya
dapat mencapai 10-40 m (Joker, 2002 dan Suryowinoto, 1997). Diameter batang 2
m, biasanya bentuk pohon jelek, pendek, terputir, beralur dalam, dan berbanir.
Kayu mengeluarkan eksudat merah gelap yang disebut ‘kino’ atau darah naga.
o
Daun : Daun majemuk dengan 5-11 anak daun, berbulu, duduk bergantian (Joker,
2002). Bentuk daun bulat telur memanjang, ujungnya meruncing, tumpul,
mengkilat, panjangnya 4-10 cm, lebar 2,5-5 cm, anak tangkai lebih kurang
0,5-1,5 cm (Suryowinoto, 1997).
o
Bunga : Bunga Angsana majemuk tandan, yang terletak di ujung ranting atau muncul
dari ketika daun, sedikit atau tidak bercabang, berambut coklat, berbunga
banyak, panjang bunga 7-11 cm, panjang anak tangkai bunga 0,5-1,5 cm, baunya
sangat harum. Kelopak bunga berbentu lonceng sampai bentuk tabung, bergigi 5,
tingginya lebih kurang 7 mm. Mahkota bunga berwarna kuning jingga. Daun mahkota
berbuku, bendera bunga berbentuk lingkaran atau bulat telur terbalik, berlipat
kuat, melengkung kembali, garis tengah lebih kurang 1 cm, lunas bunga lebih
pendek daripada sayap, pucat (Suryowinoto, 1997). Bunga muncul sebelum tumbuh
daun baru, namun akan terus bermunculan setelah daun-daun baru berlimpah. Bunga
hanya akan mekar penuh selama satu hari. Mekarnya bunga dipicu dengan adanya
air, dan setiap bugna biasanya mekar sehari setelah hujan lebat. Pernyerbukan
dilakukan lebah dan serangga lain. Biasanya hanya 1-3 bunga dari setiap malau
yang menjadi buah. Pohon berbunga dan berbuah umumnya setiap tahun, tapi pasti
ada beberapa pohon dalam suatu populasi yang tidak berbunga atau berbunga
sangat sedikit (Joker, 2002).
o
Buah : Buah berupa polong. Polong tidak merekah terbungkus sayap besar (samara).
Berbentuk bulat, coklat muda, diameter 4-6 cm, dengan sayap berukuran 1-2,5 cm
yang mengelilingi tempat biji berdiameter 2-3 cm dan tebal 5-8 mm (Joker,
2002). Bakal buah berambut lebat, bertangkai pendek, bakal biji berjumlah 2-6.
polongan buah bertangkai di atas sisa kelopak, hampir bulat lingkaran, sisi bua
berparuh, pipih sekali, sekitarnya bersayap, tidak membuka, garis tengah lebih
kurang 5 cm, pada sisi yang lebar terdapat ibu tulang yang tebal. Setiap buah
kebanyak berbiji 1. Permukaan tempat biji bervariasi dari yang halus pada
forma indicus sampai yang tertutup oleh bulu lebat pada
forma echinatus. Bentuk antara juga ditemukan (Joker, 2002). Buah
yang dihasilkan berasal dari 1-3 bunga dari setiap malai. Angsana berbuah
umumnya setiap tahun, tapi pasti dalam suatu populasi yang tidak berbuah atau
berbuah sangat sedikit. Perkembangan buah membutuhkan masa 3-4 bulan. Kemasakan
buah terjadi secara berkesinambungan dan buah tidak langsung rontok dari pohon
setelah masak. Buah akan lepas apabila ada angin kencang (Joker, 2002).
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan tanaman Angsana dapat dilakukan dengan bijinya atau dengan
pencangkokan. Yang biasa dilakukan yaitu dengan stek batang (vegetatif).
Perbanykaan dapat juga dilakukan dengan bijinya yang suda tua (generatif)
(Suryowinoto, 1997).
o
Pencangkokan : Perbanyakan dengan cara pencangkokan dapat dilakukan dengan memilih
cabang-cabang atauranting yang tidak terlalu muda atau terlalu tua. Beberapa
lama
- setelah
dilakukan pencangkokan biasanya di sekitar tempat bekas sayatan
pencangkokan akan muncul akar-akarnya. Bila akar-akar cangkokan tersebut
sudah cukup banyak dan dieperkirakan sudah dapat hidup untuk ditanam,
bibit cangkokan ini sudah dapat dipotong dan ditanam di tempat yang telah
disedikan untuk penanaman (Suryowinoto, 1997).
- Pembibitan : Perbanyakan
dengan biji dilakuan dengan menyemaikan bijinya terlebih dahulu di tempat
persemaian, di dalam pot atau polybag. Bila pembibitan dilakukan dapat
menggunakan bak tanam atau bedengan. Beberapa lama setelah biji-biji
tersebut ditanam pada bedengan, biasanya akan segera tumbuh dan
berkembang. Bila sudah mencapai ketinggian kira-kira 35-50 cm dan telah
cukup kuat, bibit-bibit ini sudah dapat ditanam di tempat penanaman
(Suryowinoto, 1997). Tipe perkecambahan hasil pembibitan berupa epigeal.
Persen perkecamahan akan rendah untuk benih tanpa diekstraksi karena maish
ada kulit buah dan banyak buah hamp. Uji belah dari contoh dapat
menunjukkan jumlah benih per buah dapat diperoleh. Dibutuhkan 3 bulan agar
selesai berkecambah (Joker, 2002).
Pemeliharaan/perawatan tanaman
Angsana dapat tumbuh dengan baik di tempat-tempat yang terbuka atau seikit
terlindung dari sinar matahari baik di dataran rendah maupun dataran tinggi,
yakni hingga ketinggian 800 mdpl. Untuk mendapatkan tanaman yang tumbuh dengan
baik, media tanam atau lahan yang akan ditanami harus subur, gembur dan
drainase diatur dengan baik. Karena tanaman ini sangat menyukai sinar matahari,
maka akan sangat cocok bila ditanam di tempat yang terbuka dan terkena sinar
matahari penuh.
Penyiraman dan pemupukan perlu dilakukan secar teratur sesuai dengan
kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhannya. Penyiraman sebaiknya
dilakukan setiap hari kecuali pada musim penghujan. Penyiraman dapat dilakukan
pagi hari pada saat cuaca sedang cerah, tetapi bila perlu dapat dilakukan pada
sore hari. Pada saat tanaman sedang aktif dalam pertumbuhannya perlu dipupuk
dengan pupuk NPK yang mengandung unsur nitrogen tinggi. Sedangkan pada saat
tanaman sudah mulai berbunga, untuk pembungaan, perlu dipupuk dengan pupuk yang
mengandung unsur fosfor tinggi. Pemupukan dapat dilakuan dengan pupuk kandang
atau pupuk buatan.
Dengan perawatan, penyiraman dan pemupukan secara teratur sesuai dengan
kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhan, maka tanaman akan tumbuh dengan
baik, sehat dan tidak muda terserang oleh penyakit, serta berbunga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar